Meski
berbeda pendapat dalam banyak persoalan cabang agama, mereka adalah sosok yang
saling menghormati, berlomba memuliakan, dan senantiasa mendoakan di dalam tiap
kesempatan munajatnya. Alhasil, hati mereka saling berpelukan dan pikiran
mereka bersih dari buruk sangka.
Di antara
mereka itu, ada sosok imam yang amat mulia dan dijunjung tinggi oleh para
muridnya. Dalam sebuah kesempatan, beliau mengatakan telah mendoakan gurunya
yang sesama imam dalam kurun waktu tiga puluh tahun. Padahal, keduanya berbeda
dalam berbagai pendapat. Pun para muridnya. Namun, mereka mengedepankan
perlakuan yang mulia kepada sesamanya, apalagi terhadap gurunya itu.
“Sudah
tiga puluh tahun,” akunya kepada anaknya, “tak kurang-kurangnya aku mendoakan
Imam asy-Syafi’i dan memohonkan ampunan untuknya.”
Demikianlah
akhlak yang memesona itu. Memanjatkan doa untuk seorang guru, pembela sunnah,
ahli fiqih, dan orang saleh yang terpilih karena kemuliaan ilmunya. Dan, kurun
waktu tiga puluh tahun bukanlah waktu yang sebentar.
“Ayah,”
tanya sang anak kepada ayahnya itu dalam kesempatan lain, “siapakah yang engkau
sebut-sebut dengan Imam asy-Syafi’i itu?” Pasalnya, sang anak sering
mendengarkan nama itu terlantun dalam doa-doa ayahnya di sepanjang waktu dan
kesempatan.
“Nak,”
jawab sang ayah penuh kelembutan, “Imam asy-Syafi’i itu bagaikan matahari bagi
dunia ini dan obat bagi manusia.”
Demikian mulianya sang Imam Syafi’i yang
telah menjalani ujian berat dalam menuntut ilmu hingga layak dirujuk
pendapatnya dan menulis banyak kitab rujukan bagi kaum Muslimin di seluruh
dunia ini.
Tanya
retoris sang ayah kepada anaknya itu, “Perhatikanlah,” lanjutnya, “adakah yang
bisa meneruskan dan menggantikan kedua hal (matahari dan obat) itu?”
Itulah
pengakuan yang sangat tulus akan kualitas keilmuan, kesalehan, dan akhlak sang
Imam asy-Syafi’i. setelah diibaratkan sebagai matahari dan obat, maka beliau
tak bisa digantikan atau diteruskan oleh siapa pun selepasnya.
Dan,
tahukah kita; siapakah sosok imam yang mendoakan Imam asy-Syafi’I sepanjang
tiga puluh tahun itu? Siapakah sosok yang mengibaratkan penulis kitab al-Umm
ini sebagai matahari bagi dunia dan obat bagi manusia itu?
Dialah
sosok saleh yang rendah hati, Imam Ahmad bin Hanbal. Semoga Allah Ta’ala
merahmati dan meridhai keduanya. Aamiin.
Komentar:
0 comments: