Articles by "Terapi Hati"
Showing posts with label Terapi Hati. Show all posts
Dalwa Media Dakwah Online berbagi informasi islam,hukum islam,download aplikasi islam dll.


Suatu hari Imam Syaqiq al-Balkhi bertanya kepada Imam Hatim al-Asham, “Kamu sudah bersama saya selama tiga puluh tahun, apa yang kamu dapatkan selama ini?” Imam Hatim menjawab, “Saya mendapatkan delapan faedah ilmu yang mencukupi saya. Saya berharap kesuksesan saya ada di dalamnya.” Imam Syaqiq bertanya lagi, “Apa saja hal itu?”.

Imam Hatim berkata :
Pertama, saya melihat orang-orang satu sama lain saling mencintai dan menyayangi. Bahkan, disebabkan cintanya yang begitu besar, ada yang rela menemaninya saat sakit. Ada juga yang menemani sampai di pinggir kuburannya. Namun setelah itu, semua orang pergi dan meninggalkan orang yang dicintai sendiri.

Lantas saya berpikir dan berkata dalam hati, “Saya tidak pernah menemukan orang yang rela menemani orang yang dicintai sampai ke dalam kuburan meskipun ia sangat mencintainya, selain amal kebaikan. Oleh karena itu, saya selalu mencintai amal baik agar kelak menjadi penerang dalam kuburan saya serta menemani dan tidak meninggalkan saya seorang diri.”

Kedua, tidak sedikit saya temui orang-orang yang mengikuti dan patuh  pada hawa nafsunya. Lalu saya merenungkan firman Allah swt, “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. an-Nazi’at [79]: 40-41). Saya yakin apa yang diwartakan al-Qur’an pasti benar, oleh karena itu saya selalu melawan hawa nafsu saya dengan cara giat mujahadah.

Ketiga, saya melihat banyak orang yang berlomba-lomba mengumpulkan harta kekayaan dan enggan mendermakannya. Lalu saya teringat firman Allah swt, “Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS. an-Nahl [16]:96). Oleh karena itu, saya dedikasikan semua harta saya di jalan Allah. Saya bagi-bagikan pada orang miskin yang membutuhkan agar kelak menjadi tabungan saya di sisi Allah swt.

Keempat, saya menyaksikan sebagian orang ada yang berasumsi bahwa kemuliaan hanya bisa didapat dengan memiliki banyak pengikut dan memiliki harta yang melimpah. Bahkan, sebagian ada yang beranggapan bahwa kemuliaan bisa diraih dengan cara mengghasab harta orang lain (korupsi), berprilaku zalim, dan menumpahkan darah. Pun ada yang mengatakan kebahagiaan dan kepuasan hanya bisa didapat dengan cara menghambur-hamburkan uang dan hidup berfoya-foya.

Lantas saya merenungi firman Allah swt, “Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. al-Hujurat [49]:13). Maka, saya memilih takwa karena saya yakin al-Qur’an pasti benar.

Kelima, saya sering menjumpai orang saling mencacimaki dan saling mengekspos kejelekan orang lain. Faktor utamanya, menurut saya, adalah disebabkan rasa dengki akan kekayaan, pangkat, dan ilmu orang lain. Kemudian saya menghayati firman Allah swt, “Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.” (QS. az-Sukhruf [43]:32). Maka, saya tahu bahwa Allh swt telah membagi dan mengaturnya dengan sedemikian rupa sejak zaman azali, sehingga saya tidak pernah dengki dan selalu menerima apa saja yang dianugerahkan Allah swt.

Keenam, tidak sedikit saya temui orang yang saling bermusuhan dikarenakan ada tujuan dan sebab tertentu. Lantas saya teringat firman Allah swt, “Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah sebagai musuh.” (QS. Fathir [35]:6). Saya pun mafhum bahwa hanya setan musuh utama umat  manusia.

Ketujuh, saya perhatikan banyak orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh mencari penghidupan dunia, sehingga ada di antaranya yang tidak peduli apakah barang itu syubhat atau haram. Bahkan, ada yang rela melukakannya dengan cara mengemis. Lalu saya teringat firman Allah swt, “Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semua rezekinya dijamin oleh Allah swt.” (QS. Hud [11]:6). Dari itu saya tahu bahwa rezeki saya telah diatur dan dijamin oleh Allah swt, sehingga saya fungsikan sebagian besar waktu saya untuk fokus beribadah kepada-Nya.

Kedelapan, saya melihat kebanyakan setiap orang menggantungkan hidupnya pada orang lain. Ada juga yang bergantung pada harta benda dan kekuasaan. Lalu saya meresapi firman Allah swt, “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah telah menjadikan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq [64]:3). Maka, saya bertawakal kepada Allah swt. Hanya Dia-lah Zat yang akan mencukupi semua kebutuhan saya.”


Imam Syaqiq lantas berkata, “Semoga Allah selalu bersemamu. Sungguh, telah saya lihat dan teliti dalam kitab Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an, saya menemukan di dalamnya juga mengandung delapan faedah tersebut. Oleh karena itu, barang siapa yang mengamalkan delapan faedah di atas berarti dia termasuk orang yang mengerti isi empat kitab tersebut.”

Sumber : Sidogiri.net
Dalwa Media Dakwah Online berbagi informasi islam,hukum islam,download aplikasi islam dll.



Barokah adalah kata yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.

Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah ketaatanmu kepada الله dengan segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya.

Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada الله.

Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.

Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.

Tanah yang barokah itu bukan karena subur & panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan الله tiada yang menandingi.

Makanan barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.

Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat & catatan kakinya, tapi yang barokah ialah yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat & darahnya dalam beramal & berjuang untuk agama الله.

Penghasilan barokah juga bukan gaji yang besar & bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizqi bagi yang lainnya & semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.

Anak-anak yang barokah bukanlah anak yang banyak & saat kecil mereka lucu & imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tapi anak yang barokah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya & kelak di antara mereka ada yang lebih shalih & tak henti-hentinya mendo'akan kedua Orang tuanya.


اللهم بارك على محمد طلب من الله تعالى أن يبارك على النبي صلى الله عليه وسلم، والبركة هي زيادة الخير وثبوته. والباقي واضح يُعلم مما سبق. 
والله أعلم.

في كثير نفع، ومن أعظم ثمار البركة في الأمور كلها إستعمالها في طاعة الله عز وجل.

ومن تأمل في حال الصالحين والأخيار من العلماء، وطلبة العلم، والعباد يجد البركة ظاهرة في أحوالهم. فتجد الرجل منهم دخله المادي في مستوى الآخرين لكن الله بارك في ماله فلا تجد أعطال سيارته (مثلا) كثيرة ولا تجد مصاريف ينفقها دون فائدة؛ فهو مستقر الحال لا يطلبه الدائنون، ولا يثقله قدوم الزائرين، والآخر: بارك الله في ابنة وحيدة تخدمه وتقوم بأمره، وأنجبت له أحفادا هم قرة عين له، والثالث: تجد وقته معمورا بطاعة الله ونفع الناس وكأن ساعات يومه أطول من ساعات وأيام الناس العادية! وتأمل في حال الآخرين ممن لا أثر للبركة لديهم، فهذا يملك الملايين، لكنها تشقيه بالكد والتعب في النهار، وبالسهر والحساب وطول التفكير في الليل، والآخر: تجد أعطال سيارته مستمرة فما أن تخرج من (ورشة) حتى تدخل أخرى! والثالث له من الولد عشرة لكنهم في صف واحد أعداء لوالدهم والعياذ بالله، لا يرى منهم برا، ولا يسمع منهم إلا شرا، ولا يجد من أعينهم إلا سؤالا واحدا. متى نرتاح منك؟.

وأما البركة في العلم فجلية واضحة، البعض زكى ما لديه من العلم - وهو قليل - فنفع الله به مدرسا، أو داعية، أو موظفا، أو غير ذلك، وضدهم من لديه علم كثير لكن لا أثر لنفع الناس منه.

و البركة إذا أنزلها الله عز وجل تعم كل شيء: في المال، والولد، والوقت، والعمل، والإنتاج، والزوجة، والعلم، والدعوة، والدابة، والدار، والعقل، والجوارح، والصديق ولهذا كان البحث عن البركة مهما وضروريا !.

Dalwa Media Dakwah Online berbagi informasi islam,hukum islam,download aplikasi islam dll.



Mengapa kita lihat banyak orang non muslim hidupnya kaya-kaya, sementara orang Islam banyak yang miskin? Bisa kita lihat contohnya di negeri kita, etnis tertentu yang mayoritas non muslim mereka kaya-kaya. Sedangkan yang muslim justru miskin-miskin. Padahal muslim sudah shalat, puasa dan menjalankan ibadah lainnya.

Apakah ini yang dimaksud dalam hadits “dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir”?

Jawaban:

Tidak benar bahwa orang non muslim selalu lebih kaya dari pada orang muslim. Jika kita amati dengan sungguh-sungguh, ada banyak orang non muslim yang miskin, sebagaimana banyak pula orang muslim yang miskin.

Jika dilihat banyak muslim yang miskin, itu karena mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam. Sama halnya dengan di Yunani dan beberapa Eropa yang saat ini sedang bangkrut, hampir semua orang miskin di sana adalah non muslim karena mayoritas penduduknya memang non muslim.

Dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia tahun 2014, kita temukan nama-nama muslim banyak bertengger di 40 besar. Apalagi di negara-negara Arab dan Timur Tengah yang kaya minyak. Mayoritas orang terkaya adalah muslim sebab merekalah penduduk mayoritas di negeri-negeri itu.

Jadi, kaya dan miskin tidaklah selalu identik dengan agama. Sebab Allah dengan sifat Rahman-Nya memberikan rezeki kepada setiap orang, bukan hanya muslim saja. Allah juga memberlakukan sunnah kauniyah bahwa siapa yang berusaha keras, bekerja cerdas atau pandai berbisnis, mereka akan mendapatkan hasil berupa kekayaan yang setimpal.
Namun, Allah juga memiliki sifat Rahim. Yakni kasih sayang yang khusus Dia berikan kepada hamba-hambaNya yang beriman. Kalaupun seorang mukmin itu miskin hidupnya di dunia, bisa jadi itu ujian. Jika disikapi dengan sabar, ia akan mendapatkan Rahim-Nya Allah berupa balasan berlipat ganda di akhirat dan dimasukkan ke dalam surga.

Adapun orang-orang non muslim, kekayaannya di dunia ini bisa jadi adalah balasan atas kerja keras dan perbuatan baiknya selama di dunia. Tetapi di akhirat, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Bisa pula, kekayaan orang kafir di dunia ini hanyalah bentuk istidraj dari Allah. Mereka disenang-senangkan di dunia, dibiarkan memiliki harta kekayaan yang banyak sehingga mereka makin kafir atau makin jahat, lalu mereka ditelungkupkan Allah ke dalam neraka.
Adapun mengenai sabda Rasulullah:

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim)

Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang yahudi. Seperti diketahui, Abdullah bin Mubarak ini adalah ulama tabi’in yang kaya raya. Yahudi pedagang minyak eceran yang pakaiannya kotor dan tangannya menghitam itu bertanya, “Wahai Ibnu Mubarak, bukankah disebutkan dalam hadits bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir, tetapi mengapa engkau yang muslim justru kaya raya dan aku yang non muslim justru miskin dan menderita?”

Dengan wajah teduh Ibnu Mubarak menjawab, “Kekayaan dan kebahagiaanku ini laksana penjara jika dibandingkan dengan surga yang akan ditempati oleh orang mukmin nanti. Sedangkan penderitaanmu di dunia ini belum ada apa-apanya dibandingkan dengan neraka yang menantimu di akhirat nanti.”
Mendapat jawaban tersebut, penjual minyak tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia masuk Islam.


Dalwa Media Dakwah Online berbagi informasi islam,hukum islam,download aplikasi islam dll.
Khusbul khatimah (akhir yang baik) tentu dambaan bagi setiap orang Islam. Bagi orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah mempunyai tanda-tanda tertentu yang sepatutnya diketahui oleh setiap individu, terutama kalangan umat Islam.

Tanda-tanda tersebut, di antaranya sebagai berikut:


Pertama, mengucapkan kalimat tauhid (syahadah). 

Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan la ilaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah, kecuali Allah SWT), maka ia masuk surga.” (HR Abu Dawud).

Kedua, dahi atau keningnya berkeringat. 
Sebuah riwayat dari Buraidah bin Hashib RA, dia berada di Khurasan. Lalu, saudaranya kembali kepadanya dalam keadaan sakit sehingga ia sempat menyaksikan kematiannya.

Saat saudaranya meninggal dunia, ia melihat keringat keluar dari dahinya, dan berkata, “Allahu Akbar”. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Meninggalnya seorang Mukmin ditandai dengan keringat di dahinya.” (HR Tirmizi, Nasa’i, dan Ibn Majah).

Ketiga, meninggal dunia pada malam Jumat atau siang harinya. 
Tanda ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA. 
Dia mendengar bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia pada hari Jumat atau malamnya, melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah siksa kubur.” (HR Tirmizi).

Keempat, mati syahid. 
Ada lima macam mati syahid yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni disebabkan wabah (al-math’un), sakit perut ( al-mabthun), karam atau tenggelam (al-ghariq), tertimpa tanah runtuh (shahibul hadm), dan syahid dalam perang di jalan Allah. (HR Bukhari dan Muslim).

Itulah di antara tanda-tanda meninggal dunia secara husnul khatimah yang disebutkan oleh nabi dan rasul panutan kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kelak kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik), yakni golongan yang memperoleh hakikat kebahagiaan dan kemuliaan di sisi Allah SWT.