Sesungguhnya sebuah hati, walau bagaimanapun, dan betapapun
pemiliknya sampai pada tingkatan kerusakan dekadensi moral, sombong,
membangkang serta kekurangan yang lainnya, pasti didalamnya masih tersisa
kebaikan yang sangat banyak, yang terkadang pada awalnya tidak terlihat oleh
pandangan mata.
Maka, cobalah sedikit kecenderungan atas kesalahan mereka, dan
sedikit beri kasih sayang yang hakiki pada mereka, serta sedikit perhatian atas
mereka. Kita akan mampu merubah, meraba sisi kebaikan yang tidak tersentuh
sebelumnya dari dalam sanubari mereka.
Mulailah dengan memberi salam pada mereka, tatkala pertama
kali bertemu dengannya, lalu berilah senyuman yang dibarengi pujian atas
kebaikan yang pernah mereka lakukan. Namun sebelum itu, jadilah seorang yang
jujur dan ikhlas, bukan karena dibuat-buat tidak pula hanya sekedar basa basi.
Sehingga disisinya, akan tercurat air mata kebaikan dari dalam jiwa mereka,
engkau akan merasakan kecintaan dan kepercayaan mereka padamu, itu baru sedikit
amalan yang kamu berikan padanya. Dan hal ini, telah banyak orang yang
mencobanya.
Saya mempunyai
pengalaman pribadi, selaras dengan masalah ini. Pada suatu waktu aku pernah
bertemu dengan salah seorang diantara mereka (para pelaku maksiat) maka saya
mulai dengan memberi salam padanya, lalu tersenyum dan memuji sifat baik yang
ada didalam kepribadiannya, dan saya katakan hal itu secara tulus. Maka tidak
perlu menunggu, dirinya mulai menampakkan kebaikan dan terketuk hatinya.
Lalu
mengganti presepsiku karena dirinya mulai terbuka yang menunjukan bahwa dirinya
mempunyai hati yang lembut, perasaannya cepat terketuk sehingga mudah
menetaskan air mata, menyesali perjalanan hidupnya yang gelap penuh dengan
maksiat dan syahwat. Lantas dirinya mengadu, dengan tidak nyaman terhadap
sebagian orang para pemberi nasehat yang sedikit kasar dan terburu-buru.
Saudaraku..
Betapa kita telah salah menilai seseorang hanya karena
melihat pada penampilan luarnya saja. Dan sebuah kisah bisa kita jadikan
pelajaran, dari Amr bin al-Ash radhiyallahu 'anhu menceritakan tentang dirinya
sendiri, sebelum masuk Islam. simaklah; 'Sungguh tidak ada dalam benakku, yang
lebih aku benci daripada Rasulallah, aku sangat berharap, dan senang bila aku
punya kesempatan untuk menikam lalu membunuhnya'.
Ini sebelum dirinya masuk
Islam, namun perhatikan tatkala dirinya sudah masuk Islam dan telah mengetahui
pribadi Rasul secara lebih dekat, maka dia mengatakan; 'Tidak ada orang yang
lebih aku cintai daripada pribadi Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, dan
tidak ada yang lebih mulia dihadapanku melainkan beliau, sehingga aku tidak
sanggup lagi melepas pandanganku padanya karena rasa pengagungan, kalau
sekiranya kamu bertanya agar aku mensifati pribadinya maka aku tidak mampu,
karena aku tidak pernah memandangi dirinya'. Sebagaimana yang ada dalam shahih
Muslim.
Pada kenyataannya kita seringkali berbuat dhalim terhadap
jiwa kita, kemudian berlanjut dengan mendhalimi orang lain yaitu manakala kita
langsung mendendam terhadap mereka serta merasa ketakutan dari mereka.
Oleh
karenanya, solusi dari ini semua adalah kita tumbuhkan didalam sanubari kita
bibit kasih sayang, dan cinta pada orang lain, serta sabar atas tingkah
perbuatan mereka. Ringkasnya yaitu ada
pada akhlak yang luhur dan mempunyai seni cara bergaul dan berinteraksi bersama
orang lain.
Duhai ahli Qur'an, tidakkah kita pernah membaca didalam
al-Qur'an firman Allah Azza wa jalla:
قال الله
تعالى: ﴿ وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا ﴾
(سورة البقرة 83) .
"Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia..". (QS al-Baqarah: 83).
Demikian juga, bukankah kita pernah membaca firmanNya:
قال الله
تعالى: ﴿ وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ ٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ
يَنزَغُ بَيۡنَهُمۡۚ ﴾ (سورة الإسراء 53) .
"Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu
menimbulkan perselisihan di antara mereka". (QS al-Israa': 53).
Didalam ayat pertama
disuruh agar mengucapkan kata-kata yang baik pada manusia, kemudian dalam ayat
yang berikutnya perintah untuk mengucapkan perkataan yang lebih baik lagi pada
mereka. Lantas dimana keadaan kita dari ucapan yang baik terlebih lagi dari
ucapan yang lebih baik lagi. Sedangkan perintah itu juga didukung oleh sabda
Nabi Shalalallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah sabdanya:
قَالَ رَسُولِ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ
وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ »
[ رواه مسلم
].
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik pada
segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh, bunuh dengan cara yang baik. Dan
bila kalian menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang bagus, yaitu dengan
menajamkan pisau dan membikin nyaman sembelihan". HR Muslim.
Apabila kasih sayang
dan kebaikan sampai pada tingkatan seperti ini, yaitu berlemah lembut serta
berinteraksi dengan baik sampai kiranya dengan binatang, lantas bagaimana
dengan bentuk kasih sayang dan kebaikan yang harus disalurkan kepada bani
Insan?
Berkata salah seroang ikhwah, menceritakan kejadian yang
pernah dialaminya sendiri;
" Pada musim hujan pernah saya berjalan mengendari
mobilku, lalu saya melewati sebuah jalan berlubang yang banyak airnya,
sedangkan saya kurang perhatian akan hal itu. Maka begitu lewat air berhamburan
kekanan dan kira, naas disitu ada beberapa orang yang sedang duduk-duduk
dipinggir jalan, dan yang paling parah adalah mengenai seorang pemuda.
Akupun
begitu panik melihat kejadian itu, apalagi nasib pemuda itu yang telah berubah
fisiknya, bajunya yang putih telah berubah hitam lumpur, rambutnya tidak
ketinggalan penuh dengan air berlumpur, maka cepat-cepat aku hentikan mobil dan
kembali pada mereka, lalu keluar, tidak ada yang aku perhatikan melainkan suara
celaan, hardikan dan kemarahan mereka serta kata-kata jorok padaku. Aku lalu
jelaskan pada mereka bahwa aku seorang muslim, dan minta maaf atas kejadian
ini. Tidak selang berapa lama Subhanallah yang Maha membolak balikkan hati
manusia, maka celaan dan kemarahan tersebut berubah sapaan salam, bahkan ajakan
untuk makan bersama dan persaudaraan dan persahabatan hangat ".
Selesai
ceritanya dari sini.
Saudaraku yang saya cintai..
Aku katakan secara simpel, bahwa akhlak bisa menciptakan
sesuatu yang menakjubkan. Kebanyakan dari kita salah menilai manakala kita
meninggalkan sebagian orang hanya karena kita merasa lebih suci dari mereka
atau mengaku lebih bersih hatinya, dan lebih cerdas daripada akal mereka.
Berkata seorang laki-laki pada Abdullah bin Mubarak;
'Berilah aku wejangan'. Maka beliau mengatakan: 'Bila engkau keluar rumah maka
jangan melebarkan pandanganmu pada seorangpun, melainkan bila engkau melihat
dia lebih baik darimu'. Maknanya bukan berarti kita disuruh agar melepas
prinsip dan ajaran agung kita, melunak atau basa basi, bukan itu, namun itu
semua bagian dari sikap bijak, dalam memberi wejangan yang baik serta seni
dalam cara bergaul bersama orang lain'. Ringkasan yang terangkum dari risalah
yang berjudul 'Afrahu Ruh'.
Saudaraku yang saya cintai…
Perhatikan pada seni cara bergaul serta budi pekerti yang
luhur apa yang akan diperbuat. Inilah Ikrimah bin Abi Jahal, dirinya mewarisi
permusuhan terhadap Islam dari bapaknya, ia bunuh setiap muslim yang ia temui
dimanapun tempatnya. Pada penaklukan Makah kaum muslimin mampu mengalahkan
kaumnya, diapun melarikan diri ke Yaman, setelah sebelumnya menghadiahkan
kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam darah kaum muslimin.
Kemudian datang istrinya Ummu Hakim kepada Rasulallah
menyatakan keislamannya, serta memohon jaminan keamanan kepada suaminya. Maka
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam –Bapak ibuku sebagi tebusannya- berkata
kepadanya: 'Dia aman, lantas beliau mengatakan pada para Sahabat yang ada
disekelilingnya; 'Akan datang Ikrimah bin Abi Jahal dalam keadaan mukmin dan
berhijrah, maka jangan kalian maki bapaknya, karena mencela mayit akan melukai
orang yang masih hidup dan tidak akan sampai pada si mayit'.
Lalu tidak berapa
lama, betul Ikrimah datang lantas berdiri dihadapan Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam, dan mengatakan; 'Aku bersaksi bahwasannya tidak ilah yang berhak
disembah melainkan Allah, dan bersaksi bahwa engkau adalah hamba dan RasulNya.
Engkau adalah orang yang paling baik, jujur dan amanah diantara manusia.
Adapun
demi Allah, Ya Rasulallah, tidak ada harta yang aku tinggalkan yang aku
keluarkan untuk menentang agama Allah melainkan sekarang aku keluarkan
seluruhnya untuk agama Allah, tidak ada peperangan yang aku ikuti untuk
menentang agama Allah melainkan aku menyesali dan bertaubat'.
Sebuah sentuhan tangan lembut Nabi pembawa rahmat, bisa
merubah anak Fir'aun dari umat ini menjadi barisan wali-wali Allah, dan
menjadikan dirinya menyesali segala perbuatannya dan berazam dengan azam yang
begitu terpuji, merubah dari keadaan sebelumnya menjadi manusia terbaik.
Sungguh akhlak bisa menciptakan sesuatu yang menakjubkan
Komentar:
0 comments: