Pertanyaan : Assalamu'alaikum Pak Kiai. Saya ingin bertanya bagaimana hukumya kalau dalam pikiran kita selalu terbayangkan gambaran dzat Allah, tapi saya sadar dan yakin bahwa gambaran ini berasal dari syetan. Setiap kali bayangan dan gambaran ini muncul saya selalu beristigfar dan syahadat. Apakah saya ini murtad dan kafir Pak Kiai? Bagaimana supaya bayangan dan gambaran ini tidak muncul kembali dalam pikiran saya? Mohon solusi dan jawabannya. (Fauzi Rahman) Jawaban : Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Mas Fauzi Rahman yang dirahmati Allah. Sebagaimana pengakuan Mas Fauzi sendiri, bahwa Anda meyakini gambaran ini adalah dari setan, kemudian Mas Fauzi beristighfar dan bersyahadat, maka berdasarkan keyakinan ini, Mas Fauzi adalah seorang mukmin muslim, bukan seorang murtad. Sebenarnya, Mas Fauzi terkena penyakit was-was, yang menurut para ulama antara lain tersebut dalam kitab Syarah Sulamut Taufiq karya Syekh Nawawi al-Bantany dikategorikan sebagai lintasan hati yang tidak mencederai keimanan. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Allah itu Dzat Yang Maha Sempurna, dan tidak disifati dengan sifat-sifat keterbatasan. Allah berfiman dalam surat As Syura ayat 11, لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْء Artinya, "Tidakadasesuatupun yang serupadengan Dia. (QS. Al-Syura : 11)." Ayat ini sangat tegas dalam menjelaskan kesucian Allah dari menyerupaia papun. Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari aspek apapun.Allah tidak butuh tempat dan arah yang menentukannya. Ayat tersebut menjadi dalil sifat Allah, mukhalafatuhulil-hawadits (Allah tidak menyerupai makhluk-makhluk-Nya).Sifat ini termasuk sifat salbiyyah, yaitu sifat yang menafikan sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah Oleh karena itu, mustahil Allah menyerupai makhluk yang mempunyai roh seperti manusia, jin, Malaikat dan lain-lain. Allah juga mustahil menyerupai benda-benda padat (jamad), baik benda yang ada di atas, maupun yang ada di bawah Rasulullah dalam tuturan Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhuma berkata, "Rasulullah r bersabda: كان الله ولم يكن شىء غيره "Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya." (HR. al-Bukhari : 2953) Allah ada (dengan keberadaan yang azali atau tanpapermulaan), dan belum ada tempat, waktu, arah arsy, langit, benda, gerak, diam, makhluk.Kemudian Allah menciptakan makhluk, dan setelah diciptakan makhluk-makhluk Allah tetap ada seperti sediakala (sebelum menciptakan makhluk), Ia subhanahuwata'ala ada tanpa bersifat dengan sifat makhluk, tanpa tempat dan tanpa arah. Yakinkanlah bahwa apapun yang terlintas di hati kita tentang gambaran Allah, bahwa sesungguhnya Allah tidaklah seperti itu. Dikatakan: مهما تصورت ببالك فالله بخلاف ذلك Artinya:"Apapun yang terlintas dalam benakmu maka Allah tidak seperti itu." Kemudian, bagaimana kiat agar terhindar dari menggambarkan Allah? Saran saya, agar Mas Fauzi terbebas dari belenggu was-was ini, cobalah dengan hati yang mantap dengan banyak membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, ayat kursi, dan terutamasurat an-Nas, dan istighfar. Hal ini antara lain dikemukakan Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah dan Sirojut Tholibin. Demikian semoga bermanfaat. Abaikan, was-was ini, karena ia adalah bisikan setan yang mengganggu ibadah kita, padahal kita tidak berkeyakinan seperti itu. Wassalam


Pertanyaan :

Assalamu'alaikum Pak Kiai. Saya ingin bertanya bagaimana hukumya kalau dalam pikiran kita selalu terbayangkan gambaran dzat Allah, tapi saya sadar dan yakin bahwa gambaran ini berasal dari syetan. Setiap kali bayangan dan gambaran ini muncul saya selalu beristigfar dan syahadat.

 Apakah saya ini murtad dan kafir Pak Kiai? Bagaimana supaya bayangan dan gambaran ini tidak muncul kembali dalam pikiran saya? Mohon solusi dan jawabannya. (Fauzi Rahman)

Jawaban :

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Mas Fauzi Rahman yang dirahmati Allah.
Sebagaimana pengakuan Mas Fauzi sendiri, bahwa Anda meyakini gambaran ini adalah dari setan, kemudian Mas Fauzi beristighfar dan bersyahadat, maka berdasarkan keyakinan ini, Mas Fauzi adalah seorang mukmin muslim, bukan seorang murtad.
Sebenarnya, Mas Fauzi terkena penyakit was-was, yang menurut para ulama antara lain tersebut dalam kitab Syarah Sulamut Taufiq karya Syekh Nawawi al-Bantany dikategorikan sebagai lintasan hati yang tidak mencederai keimanan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Allah itu Dzat Yang Maha Sempurna, dan tidak disifati dengan sifat-sifat keterbatasan. Allah berfiman dalam surat As Syura ayat 11,
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْء    
Artinya, "Tidakadasesuatupun yang serupadengan Dia. (QS. Al-Syura : 11)."

Ayat ini sangat tegas dalam menjelaskan kesucian Allah dari menyerupaia papun. Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari aspek apapun.Allah tidak butuh tempat dan arah yang menentukannya.

Ayat tersebut menjadi dalil sifat Allah, mukhalafatuhulil-hawadits (Allah tidak menyerupai makhluk-makhluk-Nya).Sifat ini termasuk sifat salbiyyah, yaitu sifat yang menafikan sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah

Oleh karena itu, mustahil Allah menyerupai makhluk yang mempunyai roh seperti manusia, jin, Malaikat dan lain-lain. Allah juga mustahil menyerupai benda-benda padat (jamad), baik benda yang ada di atas, maupun yang ada di bawah

Rasulullah dalam tuturan Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhuma berkata, "Rasulullah r bersabda:

كان الله ولم يكن شىء غيره

"Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya." (HR. al-Bukhari : 2953)

Allah ada (dengan keberadaan yang azali atau tanpapermulaan), dan belum ada tempat, waktu, arah arsy, langit, benda, gerak, diam, makhluk.Kemudian Allah menciptakan makhluk, dan setelah diciptakan makhluk-makhluk Allah tetap ada seperti sediakala (sebelum menciptakan makhluk), Ia subhanahuwata'ala ada tanpa bersifat dengan sifat makhluk, tanpa tempat dan tanpa arah.
Yakinkanlah bahwa apapun yang terlintas di hati kita tentang gambaran Allah, bahwa sesungguhnya Allah tidaklah seperti itu. Dikatakan:

مهما تصورت ببالك فالله بخلاف ذلك

Artinya:"Apapun yang terlintas dalam benakmu maka Allah tidak seperti itu."

Kemudian, bagaimana kiat agar terhindar dari menggambarkan Allah? Saran saya, agar Mas Fauzi terbebas dari belenggu was-was ini, cobalah dengan hati yang mantap dengan banyak membaca surat al-Ikhlas,  al-Falaq, ayat kursi, dan terutamasurat an-Nas, dan istighfar. Hal ini antara lain dikemukakan Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah dan Sirojut Tholibin.


Demikian semoga bermanfaat. Abaikan, was-was ini, karena ia adalah bisikan setan yang mengganggu ibadah kita, padahal kita tidak berkeyakinan seperti itu.  


Wassalam
Axact

Dalwa Dakwah

Dalwa Dakwah adalah situs yang dikelola oleh Santri Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah Bangil - Pasuruan. Dalwa Dakwah berusaha menyebarkan dakwah Islamiyyah Ahlu Sunah wal Jama'ah di jagad maya. .

Komentar:

0 comments: