Definisi Nifas
Sebagai kata, arti nifas adalah melahirkan. Sedangkan menurut syar’i artinya adalah
kumpulan darah haidh selama masa mengandung yang akan keluar setelah sempurna
melahirkan, baik anak yang dilahirkan itu hidup maupun mati. Dengan demikian,
yang dihukumi darah nifas adalah yang terpenuhi di dalamnya empat syarat di bawah
ini:
kumpulan darah haidh selama masa mengandung yang akan keluar setelah sempurna
melahirkan, baik anak yang dilahirkan itu hidup maupun mati. Dengan demikian,
yang dihukumi darah nifas adalah yang terpenuhi di dalamnya empat syarat di bawah
ini:
- Keluarnya darah setelah sempurnanya melahirkan. Adapun yang keluar sebelum melahirkan, begitu pula yang keluar bersamaan dengan proses kelahiran, tidak dihukumi darah nifas, sebagaimana akan dijelaskan di bawah.
- Keluarnya darah sebelum berlalunya masa lima belas hari semenjak melahirkan secara sempurna. Karena, jika darah itu keluar setelahnya, dihukumi darah haidh, jika memenuhi syarat, dan berarti dia tidak mengalami nifas.
- Antara dua darah tidak terpisahkan masa lima belas hari. Jika dipisah masa itu, darah yang kedua bukan darah nifas, melainkan darah haidh, jika memenuhi syarat.
- Darah yang keluar semuanya dalam masa 60 hari. Jika darah itu keluar setelah 60 hari, bukan darah nifas, melainkan darah istihadhah.
Masa Nifas
Paling singkat (cepat) masa nifas adalah sekadar setetes, dan paling lamanya adalah 60
hari, sedangkan umumnya seorang wanita mengeluarkan darah nifas selama 40 hari,
semua ini berdasarkan penelitian mendalam yang dilakukan Imam Syafi’i RA. Masa nifas dihitung mulai setelah keluar tubuh bayi secara keseluruhan, bukan dihitung mulai keluarnya darah, akan tetapi hukum nifas berlaku padanya setelah mengeluarkan darah. Sedangkan waktu antara lahirnya bayi dan keluarnya darah dihukumi masa suci, maka wajib baginya shalat, boleh dijima’ (dikumpuli oleh suami), dan sebagainya.
hari, sedangkan umumnya seorang wanita mengeluarkan darah nifas selama 40 hari,
semua ini berdasarkan penelitian mendalam yang dilakukan Imam Syafi’i RA. Masa nifas dihitung mulai setelah keluar tubuh bayi secara keseluruhan, bukan dihitung mulai keluarnya darah, akan tetapi hukum nifas berlaku padanya setelah mengeluarkan darah. Sedangkan waktu antara lahirnya bayi dan keluarnya darah dihukumi masa suci, maka wajib baginya shalat, boleh dijima’ (dikumpuli oleh suami), dan sebagainya.
Contohnya, seorang ibu setelah melahirkan tidak mengeluarkan
darah, satu hari setelah itu dia mengeluarkan darah, maka wajib baginya
melakukan shalat pada hari yang kosong
dari darah dan boleh bagi suaminya untuk menggaulinya (jima’) karena pada hari itu adalah masa suci ibu tersebut.
dari darah dan boleh bagi suaminya untuk menggaulinya (jima’) karena pada hari itu adalah masa suci ibu tersebut.
Contoh lainnya, seorang ibu setelah melahirkan tidak
mengeluarkan darah sampai 10 hari, setelah itu dia mengeluarkan darah,
maka 10 hari itu dihitung termasuk 60 hari, akan tetapi dihukumi masa
suci. Hukum nifas ditetapkan setelah mengeluarkan darah, sehingga jika
seumpama dia mengeluarkan darah lebih dari 50 hari, dihukumi istihadhah
karena terhitung dari melahirkan lebih dari 60 hari.
Adapun darah yang keluar bersamaan dengan keluarnya anak, seperti
yang Ibu Eka tanyakan, tidak dihukumi sebagai darah nifas, akan tetapi
dapat diperinci sebagai berikut:
- Apabila darah tersebut bersambung dengan darah haidh sebelumnya, darah tersebut dihukumi darah haidh, karena menurut pendapat yang kuat wanita hamil berkemungkinan untuk mengeluarkan darah haidh, jika memenuhi syarat tentunya.
- Apabila darah tersebut tidak bersambung dengan darah haidh sebelumnya, darah tersebut dihukumi darah fasad (penyakit), atau yang dinamakan oleh fuqaha’ sebagai darah thalq (darah ketuban). Contoh, seorang ibu dua hari sebelum melahirkan mengeluarkan darah haidh karena menurut pendapat yang mu’tamad seorang wanita hamil bisa juga mengeluarkan darah haidh jika memenuhi syarat, dan ketika melahirkan bersamaan dengan keluarnya bayi, dia juga mengeluarkan darah, darah tersebut dihukumi darah haidh, sebab dia belum melahirkan anak dengan sempurna, sedangkan darah nifas dimulai setelah lahirnya anak dari rahim ibunya dengan sempurna.
Masa Suci antara Nifas dan Haidh
Sebagaimana masa suci antara dua haidh adalah 15 hari 15 malam,
begitu pula di antara nifas dan haidh. Maka jika darah nifas berhenti
selama 15 hari, lalu keluar lagi, darah yang kedua adalah darah haidh,
karena sudah dipisah masa 15 hari; dan jika masa yang kosong dari darah
kurang 15 hari, darah yang keluar masih dihukumi darah nifas, selama hal
itu dalam masa nifas (yaitu dalam rentang waktu 60 hari dari
melahirkan). Adapun jika sebagiannya keluar bukan pada nifas, yang
keluar dalam masa nifas dihukumi darah nifas sedangkan yang bukan pada
masa nifas dihukumi masa haidh, jika memenuhi syarat.
Lebih jelasnya simak contoh-contoh berikut ini:
Contoh1: Jika ada seorang wanita yang baru melahirkan
mengeluarkan darah selama sehari-semalam, kemudian berhenti, dan keluar
lagi setelah 15 hari, darah pertama
dihukumi darah nifas dan darah di hari ke-15 dihukumi darah haidh, sedangkan
hari-hari di antara keduanya adalah masa sucinya. Begitu pula jika sama sekali
tidak mengeluarkan darah setelah melahirkan sampai melebihi 15 hari, maka
semuanya adalah masa sucinya, sedangkan darah yang keluar setelah itu dihukumi
darah haidh. Apabila hal ini terjadi pada seorang wanita, berarti wanita
tersebut tidak mengalami nifas.
dihukumi darah nifas dan darah di hari ke-15 dihukumi darah haidh, sedangkan
hari-hari di antara keduanya adalah masa sucinya. Begitu pula jika sama sekali
tidak mengeluarkan darah setelah melahirkan sampai melebihi 15 hari, maka
semuanya adalah masa sucinya, sedangkan darah yang keluar setelah itu dihukumi
darah haidh. Apabila hal ini terjadi pada seorang wanita, berarti wanita
tersebut tidak mengalami nifas.
Contoh 2: Jika ada seorang wanita mengeluarkan darah selama 55
hari setelah melahirkan lalu setelah sepuluh hari mengeluarkan darah
lagi, yang 55 hari semenjak melahirkan dihukumi darah nifas sedangkan
darah yang keluar kedua yaitu tepatnya pada hari ke 65 dari melahirkan
dihukumi darah haidh walaupun belum dipisah masa 15 hari, karena darah
yang kedua keluar bukan pada masa nifas sehingga tidak disyaratkan
pemisah antara keduanya masa 15 hari kosong dari darah.
Kapan Boleh Berkumpul?
Jika seorang wanita yang mengeluarkan darah nifas mendapati
darahnya berhenti, berarti dia telah suci (dapat diketahui dengan
memasukkan kapas ke dalam kemaluannya dan pada kenyataannya kapas itu
bersih tidak ada noda darah sama sekali, maka dia telah dihukumi suci,
baik terjadi setelah berlalu paling singkatnya masa nifas, umumnya, atau
paling lamanya masa nifas). Karena dia dihukumi telah suci dari
nifasnya, boleh bagi suaminya untuk menyetubuhinya. Akan tetapi jika dia
takut akan kembali darahnya, sunnah untuk tidak melakukannya. Dan jika
setelah menyetubuhinya darahnya keluar lagi, tidak berdosa karenanya.
Demikian, semoga penjelasan di atas dapat dimengerti oleh Ibu Eka dan segenap pembaca alKisah yang budiman. Wallahu a’lam bishshawwab.
Komentar:
0 comments: